Menu

Minggu, 25 Desember 2011

CERITA SAHABAT NABI: Umar bin Khaththab

Umar benar-benar tak kuasa menahan amarah. Hari itu juga ia harus menghabisi Rasulullah SAW. Dengan pedang terhunus di tangan, laki-laki kelahiran psangan Khaththab dan Hanthamah ini, segera bergegas meninggalkan rumahnya. Di perjalanan ia berjumpa dengan Nuaim bin Abdullah, seorang teman yang memberitakan bahwa adik perempuannya sendiri, Fatimah binti Khaththab dan suaminya Said bin Zaid telah memeluk agama islam. Kemarahan Umar semakin membuncah. Dipenuhi dengan murka tak terbendung, Umar mengalihkan arah perjalanannya. Ia bersegera menuju rumah adiknya, Fatimah. didepan pintu, ia menemukan Fatimah dan suamiya sedang membaca ayat-ayat suci al-Qur’an. saat itu, Khabbab bin Art mengajari keduanya membaca al-Qur’an Surah Thaha.

Masih dipenuhi dengan kemarahan, Umar menghardik Fatimah dan memerintahkannya untuk melepaskan islam dan kembali kepada tuhan-tuhan nenek moyang mereka. Di puncak kemarahannya, Umar sempat memukul Said bin Zaid dn menampar adiknya Fatimah. Darah mengalir dari cela bibir Fatimah. Hati Umar luluh. Di tengah kegalaunannya itu, pandangan Umar menangkap sebuah lembaran yang bertuliskan ayat-ayat al-Qur’an. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Hatinya ciut. Dengan tangan bergetar, Umar meminta lembaran itu. Fatimah menolak. ibnu Hisyam dalam Sirahnya meriwayatkan, Fatimah semapat meminta Umar untuk mandi lebih dahulu. Setelah itu ia menyerahkan lembaran bertulis surah Thaha itu kepada Umar. Begitu membaca ayat-ayat tersebut, perasaan Umar tenang. Kedamaian pun menyelimuti.

Hati Umar benar-benar luluh. timbulah keinginan kuatnya untuk segera menemui Rasulullah Saw. Ditemani Khabab bin Art, Umar meninggalkan rumah Fatimah menuju al-arqam bin Abil dimana Rasulullah Saw sedang menyampaikan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Diahadapan Rasulullah Saw, Umar berlutut menyatakan keislamannya. Kala itu tahun keenam dari kenabian. Umar berada pada urutan ke-40 dari mereka yang mula-mula masuk islam. Allah SWT mengabulkan doa Rasullah Saw yang pernah beliau lantunkan. ” Ya Allah, muliakanlah islam dengan dua orang yang paling engkau cintai, dengan Umar bin Khaththab atau dengan Abu Jahal bin Hisyam,” (HR at-Tirmidzi). Ternyata yang lebih Allah cintai adalah Umar bin Khaththab. Doa dan harapan Rasulullah ini sangat bisa dipahami. Sebelum masuk islam, Umar adalah orang yang paling memusuhi islam, sampai-sampai ada yang pernah berujar, ” Meski keledainya masuk islam, sekali-kali Umar tidak akan masuk islam”
Sejak masuk islam, Umarlah yang memprakarsai era keterbukaan dalam dakwah. Dialah yang menancapkan tonggak al-faruq Pembeda antara yang hak dan bathil.” Kami smeua senantiasa mulia sejak Umar masuk islam,” kenang ibnu Mas’ud diriwayatkan Bukhari. Ibnu Mas’ud menambahkan, ” Masuknya Umar dalam Islam adalah pembukaan. Hijrahnya adalah kemenangan , kekuasaannya adalah rahmat. Sungguh kami menyadari diri kami sebelumnya tidak mampu melaksanakan salat di Ka’bah hingga Umar masuk Islam. Ketika masuk islam, ia memerangi mereka dan membiarkan kami salat. Shuaib bin Sinan juga berkomentar, ” Ketika Umar bin Khaththab masuk islam, dakwah islam muncul dan diserukan secara terang-terangan. kami menjadi leluasa duduk melingkar dan berthawaf di Ka’bah. Kami juga tertolong dari siapa saja yang berlaku kasar pada kami.

kemuliaan Umar tak hanya berada pada keberaniannya, tapi juga pada kebenaran dirinya. Rasulluah Saw bersabda,” Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar.” (HR Tirmidzi). Ketika kebenaran berada pada lisan dan hatinya, ia menepati Tuhannya lebih dari satu permasalahan. Umar pernah berkata, ” Saya menepati Tuhanku pada tiga permasalahan. Saya berkata, ” Wahai Rasulullah, andaikan kita menjadikan maqam Ibrahim sebagai tempat salat’, maka turunlah ayat,” dan jadikanlah sebagaian maqam Ibrahim tempat salat” (QS Al-Baqarah). Peristiwa kedua adalah turunnya ayat tentang Hijab, saya (Umar) berkata, ” Wahai Rasulullah, seandainya engkau memerintahkan istri-istrimu untuk menutup tubuh (mengenakan hijab) sebab yang berbicara dengan mereka adalah orang baik dan juga orang yang keji’, maka turunlah ayat tentang hijab. Ketiga adalah ketika istri-istri beliau berkumpul karena sifat cemburu gterhadap beliau , maka saya (Umar) berkata kepada mereka,’ Jika nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan-Nya akan memberi ganti kepadannya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan,” (QS at-Tahrim), maka turun ayat ini.

Umar termasuk orang terhormat dari Quraisy, dan kepadanyalah diserahkan masalah kedutaan pada masa Jahiliyah. Jika di antara orang-orang Quraisy terjadi masalah atau mereka bermasalah dengan suku lainnya, maka yang dikirim sebagai duta adalah Umar. Apapun solusi yang ia berikan, baik menyebabkan jauhnya hubungan atau penyebab kebanggaan, mereka mengirimkannya untuk tugas-tugas tersebut. Sejak merengkuh hidayah, Umar tak pernah menutupinya keislamannya. Keberanian dan pengabdiannya Umar kepada islam sebagai seorang penduduk Makkah yang paling berpengaruh, emnaikan semangat juang kaum muslimin lainnya. Keberanian Umar dalam memishkan antara kebenaran dan kebatilan membuatnya dijuluki al-Faruq, yang berarti pemisah antara kebenaran dan kebatilan.

dalam masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar adalah sahabat dan penasihat terdekat. Hal ini yang membuat Umar menjadi nominator terkuat untuk meneruskan kekhalifahan Abu Bakar. Maka, ketika Abu Bakar wafat, kaum Muslimin sepakat membuat Umar sebagai khalifah baru. Saat pembai’tannya sebagai khalifah, ia berkata, ” Wahai kaum Muslimin, kalian semua memiliki hak-hak atas diri saya, yang selalu bisa kalian pinta. Salah satunya adalah jika seorang dari kalian memintakan haknya kepada saya, ia haruskembali hanya jika haknya sudah dipenuhi dengan baik. Hak kalian yang lainnya adalah permintaan kalian bahwa saya tidak akan mengambil apapun dari harta negara maupun dari rampasan pertempuran. Kalian juga dapat meminta saya untuk menaikan upah dan gaji kalian seiiring dengan meningkatnya uang yang masuk ke kas negara; dan saya akan meningkatkan kehidupan kalian dan tidak akan membuat kalian sengsara. Juga merupakan hak, apabila kalian pergi ke medan pertempuran , saya tidak akan menahan kepulangan kalian, dan ketika kalian sedang bertempur, saya akan menjaga keluarga kalian laksana seorang ayah.

Wahai kaum Muslimin, bertaqwalah selalu kepada Allah SWT, maafkan kesalahan-kesalahan saya dan bantulah saya dalam mengemban tugas ini. Bantulah saya dalam menegakan kebenaran dan memeberantas kebatilan. Nasihatilah saya dalam pemenuhan kewajiban-kewajiban yang telah diamanahkan oleh Allah SWT. Umar merupakan pemimpin dengan keahlian administrasi yang sangat baik, pemimpin politik dan jendral militer yang cerdas. Ketidakegoisan dan kekukuhannya dalam menegakan kebenaran dan hak-hak rakyat, membuat dirinya dihargai dan memiliki posisi penting dalam sejarah. Diantara kontribusi yang diberikan untuk islam ialah ia beserta pasukan islam berhasil membentangkan kejayaan islam dari Mesir, Syam, Iraq sampai ke kerajaan Persia. Ia beserta para sahabat lainnya berhasil mengembangkan wilayah islam. Ia berhasil membangun administrasi yang baik dalam pemerintahan islam. Daulah islamiyah menunjukan adanya penungkatan perbaikan selama pemerintahannya.

Sammak bin Harb menuturkan, “Umar bin Khaththab sangat gesit, seakan ia naik kuda sementara orang-orang bejralan kaki”. Ia orang pertama yang mencetuskan ide tentang perlunya dilakukan pengumpulan ayat-ayat al-Qur’an. Ia dikenal sebagai sahabat yang berani melakukan itijihad dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip musyawarah. Umar tidak mengharap dicintai oleh orang besar, orang kaya ataupun kerabatnya. Ia juga tidak menganggap rendah anak kecil maupun fakir. Umar mampu memadukan antara ilmu dan amal. Ia melaksanakan kepemimpinan dan keadilan dalam batas yang tidak mampu dilakuakn oleh para penguasa dan raja biasa. Di sisi lain, ia mempunyai sifat zuhud dan kesabaran yang tidak dimiliki para raja bahkan orang-orang zuhud sekalipun.

Sebagai seorang khalifah, hidup sahabat Nabi yang dikenal juga dengan Abu Hafsh ini, benat-benar diabdikan untuk mencari ridha Allah. Ia berjuang demi rakyat, benar-benar memerhatikan kesehjateraan mereka. Dimalam hari, ia sering melakukan investigasi untuk mengetahui keadaan rakyat jelata sebenarnya. Suatu malam, ia menemukan sebuah gubuk kecil. Dari dalam samar terdengar terdengar suara tangis anak-anak. umar mendekat dan memerhatikan dengan seksama keadaan gubuk itu. Ia dapat melihat seorang ibi yang dikelelingi anaknya. Ibu itu kelihatan sedang memasak sesuatu. tiap kali anakn-anaknya menangis, sang ibu berkata, ” Tunggulah, sebentar lagi makanannya akan matang,”
Selagi Umar memerhatikan di luar, sang ibu terus memenangkan anak-anaknya dan mengulangi perkataannya bahwa makanan tak lama lagi akan matang. Umar penasaran. Setelah memberi salam dan meminta izin, ia masuk dan bertanya, ” Mengapa anak-anak ibu tidak bethenti menangis?”. “Mereka kelaparan!” jawab sang ibu. “Mengapa tak ibu berikan makanan yang sedang ibu masak tadi?” tanya Umar. ” Tidak ada makan. Periuk yang sedari tadi saya masak hanya berisi batu untuk mendiamkan anak-anak. Biarlah mereka berpikir bahwa periuk itu berisi makanan. Mereka akan berhenti menangis karena kelelahan dan tertidur.” “Apakah ibu sering berbuat begini?” tanya Umar ingin tahu. “Ya. Saya tidak memiliki keluarga dan suami tempat saya bergantung. “Saya sebatang kara, ” jawab sang ibu dengan nada datar, berusaha menyembunyikan kepedihan hidupnya.

“Mengapa ibu tidak meminta pertolongan kepada khalifah? . Mungkin ia dapat menolong ibu dan anak-anak dengan memberikan uang dari Baitul Mal? itu akan sangat membantu kehidupan ibu dan anak-anak,” ijam Umar menasehati.”Khalifah telah berbuat zalim kepada saya…” jawab si ibu.”Bagaimana khalifah bisa berbuat zalim kepada ibu?”, sang khalifah ingin tahu. ” Saya sangat menyesalkan pemerintahannya. seharusnya ia melihat kondisi rakyatnya dalam kehidupan nyata. Siapa tahu, ada banyak oarng yang senasib dengan saya, ” jawab sang bu yang demeikian menyentuh Umar. Umar berdiri dan berkata, “Tunggu sebentar, Bu. Saya akan kembali”.

Di pengunjung malam yang telah larut itu, Umar bergegas menuju baitul mal. Ia segera mengangkat sekarung gandum yang besar di pundaknya. Aslam, sahabatnya, membantu membawa minyak samin untuk memasak. Karena jarak antara MAdinah dengan rumah sang ibu cukup jauh, keringat bercucuran dari tubuh sang khalifah. Maka, Aslam berniat membantu Umar mengangkat karung itu. dengan tegas Umar menolak tawaran Asla, “Tidak akan saya biarkan kamu membawa dosa-dosa saya di akhirat kelak. Biarkan saya membawa karung besar ini karena saya merasa begitu bersalah atas apa yang telah terjadi pada si Ibu beserta anak-anaknya, ” jawab Umar dengan napas tersengal-sengal.

Maka, ketika khalifah menyerahkan sekarung gandum yang besar kepada si ibu beserta anak-anaknya yang miskin, betapa gembiranya mereka menerima bahan makann dari lelaki yang tidak dikenal ini. Kemudian lelaki tidak kenal itu memeberitahukan si ibu untuk menemui khalifah besok, untuk mendaftarkan dirinya dan anak-anaknya di Baitul Mal. Betapa terkejutnya si ibu, ketika keesokan harinya ia berkunjung ke Madinah. dia menemukan kenyataan bahwa lelaki yang tidak dikenal itu tak lain adalah khalifah sendiri!
Umar adalah profil seorang pemimpin yang sukses, mujtahid yang ulung, dan sahabat Rasulullah yang sejati, ia meriwayatkan 27 hadits. Umar memiliki 12 anak, enam laki-laki dan enam perempuan. Mereka adalah Abdullah, Abdurahman, Zaid, Ubaidillah, Ashim, Iyyadh, Hasfah, Ruqayyah, Fatimah, Shafiyah, Zainab dan Ummu Walid. Kesuksesannya dalam mengibarkan panji-panji Islam mengundang rasa iri dan dengki, di hati musush. Umar Wafat pada Ahad dalam usia 63 tahun, persis seprti usia Nabi dan Abu Bakar ash-shidiq, setelah menjabat selama 10 tahun enam bulan dan empat hari.
Sumber: Andi Bastoni Hepi.Ngefans sama sahabat nabi,Bogor: Al Bustan,2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar